REPUBLIKA.CO.ID, NIAMEY -- Sebanyak 22 narapidana melarikan diri dari penjara utama ibukota Nigeria, Niamey selama serangan yang diduga dilakukan oleh militan.
Menteri Kehakiman, Marou Amadou menegaskan tiga penjaga penjara tewas saat penjara diserang Sabtu pekan lalu. Dia mengatakan senjata diselundupkan ke penjara. Beberapa narapidana yang melarikan diri menghadapi tuduhan terorisme.
Penyerangan penjara terjadi beberapa hari setelah kelompok Islam mengkalim serangan bunuh diri di sebuah pangkalan militer dan tambang uranium. Serangan itu menewaskan 25 orang.
Gerakan untuk Persatuan dan Jihad di Afrika Barat (ujao) dan kelompok afiliasi Al-Qaeda, Batalyon Signed-in-Blood mengatakan serangan itu sebagai pembalas atas intervensi militer Nigeria di Mali. Pasukan militer Nigeria masuk ke Mali awal tahun ini.
Laporan terkait insiden di penjara berbeda-beda. Para pejabat mengatakan serangan dimulai ketika seorang tahanan diyakini anggota Sudan Mujao merebut pistol dari seorang penjaga. Dia menembak mati tiga penjaga dan seorang warga sipil.
Anggota kelompok yang berada di luar penjara kemudian melepaskan tembakan. Beberapa orang dilaporkan memasuki gedung. Warga juga melaporkan melihat orang-orang bersenjata menembaki penjaga di pintu masuk penjara.
Namun, Menteri Kehakiman Amadou mengatakan kemungkinan kerusuhan dimulai dalam penjara terjadi setelah para tahanan berhasil mendapatkan senjata.
"Ini didapat dari penyelidikan awal di lokasi bahwa jelas penyerang memanfaatkan keterlibatan luar untuk memasukkan senjata ke penjara," ujarnya dilansir BBC.
Tentara Nigeria dilaporkan kemudian tiba di penjara untuk membantu para penjaga. Mereka terlibat adu tembak selama 45 menit. Sementara, polisi memblokir jalan.