Senin 03 Jun 2013 19:34 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, HAWAII--Muslimah AS menjadi pihak yang dirugikan ketika perusahaan lebih memilih calon karyawan dengan pakaian tanpa simbol agama. Ini menjadi model diskriminasi baru yang tengah marak di AS.
Demikian hasil riset terbaru yang dipublikasikan Universitas Hawaii baru-baru ini. Seperti dikutip Phys.org, Selasa (28/5), Peneliti Universitas Hawaii, Sonia Ghumman melalui riset ini dapat mencari tahu sejauh mana individu dengan pakaian bersimbolkan agama mengalami diskriminasi.
Riset ini melibatkan pelajar dan mahasiswa berusia 19-22 tahun. Mereka berasal dari beragam latar belakang etnis. Selanjutnya, mereka diminta untuk mencari pekerjaan dengan atau tanpa jilbab. Dari 112 kasus, perempuan berjilbab paling sering mengalami diskriminasi. Mereka umumnya mendapatkan penolakan verbal dan eskpresi.
Setelah data-data tersebut diolah, tim peneliti mendapat satu kesimpulan Muslimah berjilbab akan mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan.