REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Sekitar ratusan pedagang asongan yang biasa mangkal di Stasiun Puwokerto dan sekitarnya, menggelar aksi demo, Selasa (4/6). Aksi digelar di halaman stasiun Purwokerto, dengan pengawalan ketat dari petugas kepolisian, polisi khusus kereta api (Polsuska) dan satpam stasiun.
Dalam aksinya, pedagang menuntut agar tetap diizinkan berdagang di dalam stasiun atau lingkungan peron. ''Keputusan PT KAI melarang kami berdagang di dalam stasiun, telah menghancurkan mata pencaharian kami selama bertahun-tahun,'' kata Ny Sawen (52), seorang pedagang uang ikut melakukan demo.
Setelah aksi berlangsung sekitar 1 jam, akhirnya dilakukan perundingan antara pihak PT KAI dan perwakilan pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Asongan 'Langgeng'.
Dalam pertemuan itu, pihak PT KAI tetap tidak mengizinkan pedagang berdagang di dalam gerbong penumpang dan peron kereta api. ''Kami tetap menegakkan aturan ini karena ini sudah menjadi kebijakan perusahaan,'' kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto, Surono, Selasa (4/6).
PT KAI, lanjutnya, menawarkan kepada pedagang asongan untuk bersinergi dengan PT Retoran Kereta Api (Reska). Dalam hal ini, para pedagang asongan bisa menjadi pemasok barang dagangan yang dijual oleh PT Reska di dalam kereta.
Koordinator aksi, Misno, menegaskan, para pedagang tidak bisa menerima hasil pertemuan tersebut. ''Kami tetap akan menentang sikap PT KAI. Tapi untuk langkah selanjutnya, kami akan bahas bersama dulu dengan para pedagang,'' jelasnya. Setelah pertemuan berlangsung, pedagang asongan pun membubarkan diri.