Rabu 05 Jun 2013 22:07 WIB

Bandar Brano, Temukan Ketenangan Dalam Islam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Mualaf (ilustrasi).
Foto: deviantart.com
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Setahun setelah belajar dengan tiga sahabat Muslimnya asal Sudan, ketiga sahabatnya harus meninggalkan Ceko. Mereka kembali ke negaranya masing-masing.

Efek dari hal ini, Bandar Brano mulai kehilangan arah. Kehidupan lama kembali dijalaninya. Suatu hari ia kembali mendatangi gereja dan meminta untuk dibaptis. Nahas, permintaannya itu kembali ditolak, seperti pertama kali ia mengajukan permintaan.

Brano mengajukan sejumlah pertanyaan terkait penolakan itu. Tapi tak ada satu jawaban yang memuaskannya. "Setelah hari itu, Allah membantu saya lagi dengan dipertemukan mahasiswa Muslim. Namanya Omar, ia berasal dari Yaman," katanya seperti dinukil dari onislam.net, Jumat (31/5).

Pertemuan dengan Omar membangkitkan kembali ketertarikan Brano pada Islam. Perlahan, Omar mulai mengajarinya bagaimana shalat, berdoa dan menunjukan rasa hormat kepada orang tua dan lingkungan. Saat itu pula, untuk kali pertama ia mengunjungi masjid. Di sana, Brano mantapkan hati mengucapkan syahadat.

"Saya menemukan ketenangan yang telah lama hilang. Saya merasa sedih, terlalu lama untuk menemukan ketenangan ini," kata Brano yang mulai meneteskan air mata.

"Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, saya terima Islam dalam usia yang cukup muda. Saya berdoa, akan lebih banyak warga Ceko yang menerima kebenaran Islam. Ya Allah, bantu mereka seperti engkau membantuku menemukan kebenaran," ucap Brano mengakhiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement