REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Konferensi perdamaian untuk merundingkan upaya mengakhiri pertumpahan darah di Suriah tidak akan berlangsung pada Juni ini. Hal ini disebabkan oposisi Suriah belum bisa membuat keputusan tentang kehadiran mereka maupun soal daftar peserta, kata seorang diplomat Rusia, Rabu (5/6).
"Saat ini masalah yang paling sulit adalah mungkin tentang daftar peserta konferensi," kata Wakil Menteri Rusia Gennady Gatilov seperti dikutip oleh kantor-kantor berita Rusia di Jenewa dan AFP. "Semua masalahnya adalah bahwa tidak seperti pemerintah, oposisi Rusia belum memutuskan prinsip-prinsip soal kehadiran mereka di konferensi ini," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa oposisi Suriah juga tidak bisa menyepakati siapa tepatnya yang akan mewakili mereka pada pertemuan tersebut. Karena itulah, kata Gatilov, konferensi tidak bisa terselenggara pada bulan Juni karena negara-negara berpengaruhi belum menyepakati semua masalah yang berkaitan dengan format pertemuan yang akan datang.
Gatilov berbicara setelah para diplomat Rusia, Amerika Serikat, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelumnya melakukan pertemuan di Jenewa untuk merencanakan penyelenggaraan konferensi yang ditujukan bagi upaya mengakhiri perang saudara di Suriah yang telah menewaskan setidaknya 94.000 orang.
"Berbagai kelompok berharap akan terwakili secara terpisah dan mereka mempunyai program masing-masing," tambah Gatilov menyangkut para pemberontak Suriah. "Mitra-mitra kami, yaitu pejabat-pejabat Amerika terkemuka dan yang pertama kali bekerja dengan pihak oposisi, harus bekerja keras meyakinkan pihak oposisi untuk menyusun delegasi tunggal ke konferensi tersebut, bukan beberapa delegasi."