Kamis 06 Jun 2013 18:57 WIB

Michael Barradine: Panggilan Adzan Membuatku Terkesan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Mualaf (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Michael Barradine telah melakukan pengembaran spritual lebih dari 30 tahun. Ia memulainya dari mempelajari Katolik, Agnostik, hingga akhirnya Islam menjadi pelabuhan terakhirnya.

“Hanya dalam Islam, saya menemukan jawaban atas semua pertanyaanku,” ungkapnya seperti dikutip onislam.net, Senin (6/6).

Perjalanan spiritual Barradine dimulai ketika ia menempuh pendidikan S3 di Universitas Arizona. Di sana, ia pelajari studi Timur Tengah dan sejarah kerajaan Inggris. Sebelum itu, ia lebih dekat dengan tradisi Kristen. Karena, ia bersekolah di Kodaikanal Internasional School.

Namun, orang tuanya yang seorang pimpinan California-Texas Oil Company (Caltex), membuatnya kerap berpindah-pindah tempat tinggal. Bahrain merupakan negara pertama yang ia singgahi. Lalu berlanjut ke India. Di India, Barradine mendalami ajaran Kristen, karena ia bersekolah di sekolah Kristen.

Selesai sekolah, ia merasa tertarik dengan Kristen sehingga ia mendalami ajaran itu dengan memasuki sekolah Notre Dame Internasional School, Roma. “Di kota ini, saya mempelajari lebih lanjut tentang Kristen. Saya belajar dengan uskup secara langsung,” katanya menjelaskan.

Selama di Roma, Barradine begitu terpesona dengan iman Katolik. Ia pun berencana menjadi seorang Imam. Namun, di antara sekian negara tempat yang ia singgahi Bahrain merupakan yang paling berkesan. Di sana ia mendengar panggilan adzan dan melihat Muslim melaksanakan shalat. “Ini membuatku begitu terkesan. Saya suka mendengarnnya,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement