REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon, Kamis (6/6), menyampaikan penyesalannya atas keputusan Austria untuk menarik prajuritnya dari pasukan pemelihara perdamaian PBB di Dataran Tinggi Golan.
Ban menyoroti sumbangan Austria "yang berharga dan lama" bagi Pasukan Pengamat Pemisah PBB (UNDOF) dan menyampaikan penghargaannya kepada semua negara yang terus menyediakan tentara serta pengamat militer buat misi itu. Pada Kamis (6/6), Austria memutuskan akan menarik prajurit pemelihara perdamaian PBB-nya dari Dataran Tinggi Golan, yang telah menghadapi sejumlah resiko keamanan dalam beberapa bulan belakangan di tengah peningkatan konflik di Suriah.
Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya, Ban, yang dilansir dari Xinhua, Jumat (7/6), menegaskan setiap kegiatan militer di daerah pemisahan tersebut memiliki potensi meningkatkan ketegangan antara Israel dan Suriah serta membahayakan gencatan senjata yang lama berjalan antara kedua negara itu.
Selain itu, Ban juga menyampaikan keprihatinannya yang sangat besar mengenai meluasnya krisis Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 70.000 orang sejak pertempuran meletus pada Maret 2011 antara pasukan pemerintah dan oposisi yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
"Krisis di Suriah memiliki dampak yang merusak kestabilan ke luar perbatasannya," kata pernyataan tersebut. Ban menyeru semua pihak agar "bergerak cepat ke arah penyelesaian politik, yang menjadi satu-satunya cara untuk mengakhiri kerusuhan dan penderitaan rakyat Suriah.