REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Kepergian Gubernur Jabar Ahmad Heryawan untuk menjajaki pembangunan monorel ke Cina dinilai tidak tepat. Alasannya Bandung dianggap belum memerlukan transportasi massal jenis itu.
‘’Saya lihat, semua rencana untuk mengurai kemacetan bagus. Tapi, jangan muluk dulu lah. Yang ada saja belum optimal melayani masyarakat,’’ ujar Ketua DPD Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Jabar, Aldo F Wiyana kepada Republika, Jumat (7/6).
Masalah yang mendesak diselesaikan di kawasan Bandung Raya, ujarnya, adalah pembenahan sestem transportasinya.
Menurut Aldo, program TMB (Trans Metro Bandung) saja sekarang belum terkelola dengan baik. Shelternya, bahkan banyak yang terbengkalai.
Selain itu, aturan tentang kebijakan penggunaan angkutan masal saat ini belum berjalan, padahal ada di undang-undangnya.
Saat ini, kata dia, kondisi angkutan kota maupun bus di Bandung dan sekitarnya belum ditata dengan baik. Kalau pemerintah bisa menatanya, kendaraan umum yang ada saat ini bisa menjadi solusi untuk mengurai kemacetan.
‘’Wacana ini sudah sering digulirkan sebenarnya. Kajian lama, tapi levelnya cuma MoU saja,’’ katanya.
Aldo menilai, lebih baik dari pada terus berwacana, Pemprov Jabar segera menata dan mengoptimalkan kendaraan yang ada saat ini.
Selain itu, kalau pun memang pembangunan monorel, kapasitasitasnya tak mungkin besar. Belum lagi, jalurnya pasti akan mengganggu jalur kendaraan yang sudah ada. "Ini harus diantisipasi juga," ujjarnya.
‘’Ga usah, bicara monerel dulu deh. Bandara Kertajati dan pembangunan tol saja sudah lama masih hanya jadi wacana,’’ katanya.