REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Kolombia Juan Manuel Santos berharap bahwa pada akhir tahun ini sudah akan tercapai perdamaian antara pemerintahannya dan para pemberontak sayap kiri. Hal itu dikatakan Santos dalam sebuah forum ekonomi di London, Jumat (7/6) malam waktu setempat atau Sabtu (8/6) pagi WIB.
Ia meyakinkan semua pihak bahwa negaranya aman bagi para investor serta memiliki potensi sangat besar untuk investasi. "Menurut saya, dengan keinginan politik dari pihak lainnya, kami dapat menyelesaikan perundingan serta mengakhiri konflik pada akhir tahun ini," katanya dalam konferensi yang diselenggarakan oleh surat kabar Financial Times.
Ia mengatakan kepada para pemimpin perusahaan bahwa ia tidak ingin menentukan tenggat waktu yang kaku untuk menyelesaikan proses perundingan dengan para pemberontak FARC. Santos mengatakan bahwa kesepakatan damai akan memberikan konsekuensi-konsekuensi sangat positif, baik bagi Kolombia maupun seluruh kawasan Amerika Latin.
Ini adalah perundingan yang pertama kalinya dilakukan FARC dengan pemerintahan Kolombia dalam satu dekade terakhir.
Perundingan, yang dibuka pada November lalu di ibukota Kuba, Havana, itu adalah upaya keempat kalinya yang ditempuh untuk membawa perdamaian bagi Kolombia sejak tahun 1980-an. Meskipun demikian, perundingan-perundingan tersebutmenghadapi banyak hambatan, terutama apakah para pemberontak bisa menghindari hukuman penjara sebelum mereka kembali ke kehidupan sebagai anggota masyarakat sipil.