Sabtu 08 Jun 2013 17:51 WIB

Pesawat Tak Berawak AS Kembali Makan Korban

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Citra Listya Rini
Pesawat tak berawak AS lencarkan serangan di Pakistan
Foto: mitly
Pesawat tak berawak AS lencarkan serangan di Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, WAZIRISTAN -- Pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) kembali memakan korban di Pakistan. Serangan yang terjadi pada Jumat (7/6) setempat itu menewaskan tujuh orang dan melukai tiga orang di wilayah barat laut Pakistan.

Rudal dilaporkan menghantam desa terpencil Shokel di lembah Shawal. Lokasi itu berada sekitar 45 kilometer ke arah Barat Miranshah, kota utama di Waziristan Utara. Wilayah itu juga dekat dengan perbatasan Afghanistan.

"Pesawat tak berawak AS menembakkan dua rudal yang mengarah ke komplek militan dan menewaskan sedikitnya tujuh militan," kata seorang pejabat keamanan senior setempat pada AFP, seperti dilansir Al-Jazeera, Jumat (7/6).

Wilayah itu memang dikenal sebagai benteng kelompok militan, salah satunya pasukan Taliban. Pejabat keamanan yang lain mengonfirmasi adanya serangan pesawat tak berawak itu. 

Namun, ia menyebutkan identitas korban yang tewas masih belum diketahui secara pasti. Serangan ini terjadi setelah sepuluh hari sebelumnya pesawat tak berawak AS menewaskan komandan kedua Taliban Pakistan, Wali Ur Rehman, dan enam orang lainnya.

Serangan pesawat tak berawak AS kemarin itu menjadi yang pertama setelah Nawaz Sharif, dilantik sebagai Perdana Menteri Pakistan. Sharif sudah menuntut penghentian serangan pesawat tak berawak itu. Dalam pidato pertamanya di depan anggota parlemen, ia mengatakan kedaulatan Pakistan harus dihormati. 

"Serangan pesawat tak berawak yang turun setiap harinya itu harus berakhir," kata dia seperti dilansir BBC News.

Berdasarkan data BBC, diperkirakan serangan pesawat tak berawak CIA menewaskan hingga 3.460 orang antara 2004 hingga 2013. Hasil penelitian Biro Jurnalisme Investigasi, menyebutkan sekitar 890 orang merupakan warga sipil. 

Penelitian itu juga memperlihatkan sebagian besar serangan pesawat tak berawak terjadi saat pemerintahan Barack Obama. Pada Mei lalu, Obama mengatakan serangan pesawat tak berawak merupakan langkah sah untuk melawan teroris.

Namun, ia juga akan melakukan pengawasan lebih transparan dari program itu dan memperketat aturan mengenai target sasaran.

Bagi Sharif, serangan pesawat tak berawak AS sudah banyak melanggar kedaulatan Pakistan. Ia bersikukuh serangan itu harus segera dihentikan. Untuk itu, ia mengatakan, harus ada kerja sama mencari strategi menghentikan serangan pesawat tak berawak milik negeri Paman Sam. 

"Kami harus belajar kekhawatiran orang lain (Amerika) tentang kami, dan mengungkapkan keprihatinan kami tentang mereka. Juga mencari jalan untuk mengatasi persoalan ini," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement