Sabtu 08 Jun 2013 20:43 WIB

Kenangan Marzuki Alie Soal Alquran Khas Palembang dari Taufiq Kiemas

Rep: Dewi Mardiani/ Red: Djibril Muhammad
Taufiq Kiemas
Foto: Republika / Tahta Aidilla
Taufiq Kiemas

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi Ketua DPR Marzuki Alie, almarhum Ketua MPR, Taufiq Kiemas adalah politisi kawakan. Bahkan, ia mengakui, almarhum merepukan legendaris yang berangkat dari dunia aktivis yang penuh idealisme.

Di dalam diri pria yang akrab disapa TK itu, menurut dia, tertanam rasa nasionalisme yang mendalam dan itulah yang terefleksikan ke dalam pilihan dan sikap perjuangannya.

"Karena itulah dapat dipahami mengapa almarhum memiliki spektrum pergaulan yang luas, bergaul dengan semua elemen bangsa yang plural, tanpa memandang kelas atau strata ekonomi, etnisitas, agama, kesukuan dan berbagai perbedaan primordial lainnya," kata Ketua DPR, Marzuki Alie kepada ROL, Sabtu (8/6).

Dalam dunia politik, ia menilai, almarhum merupakan sosok politisi rasional yang akomodatif dan mengupayakan konsensus. Sikap dan pilihan politiknya dilakukan dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip politik yang diyakininya.

"Komunikasi politiknya baik, dan bukan merupakan sosok pendendam. Ia juga tidak segan memberi pandangan-pandangan yang konstruktif terhadap generasi muda dan membuka pintu bagi regenerasi politik secara rasional," katanya menjelaskan.

Dalam memimpin MPR, Marzuki menambahkan, beliau juga mempelopori konsep dan sosialisasi 'Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.'

"Ini merupakan tonggak penting bagi kita sebagai bangsa yang ber-Pancasila. Almarhum juga mengajarkan ke kita semua taat konstitusi, menjaga NKRI, dan kemajemukan bangsa (bhinneka tunggal ika)," tuturnya.

"Kita sangat kehilangan sosok politisi besar yang nasionalis, bijak, komunikatif, terbuka, humanis, kaya gagasan, dan yang selalu memikirkan pentingnya regenerasi dan kualitas kepemimpinan politik," katanya lagi.

"Yang tidak bisa kita lupakan juga dari almarhum adalah: sosoknya yang egailter, merakyat, terbuka, inklusif, tidak eksklusif, dialogis, dan senantiasa berpikir mencari jalan keluar yang konstruktif, tidak saja terhadap kebuntuan politik; tetapi juga bagi kebaikan bangsa dan negara," bebernya lagi.

Secara pribadi, Marzuki mengaku memiliki pengalaman yang tidak terlupakan. "Saat kami kehabisan dana untuk menyelesaikan Alquran ukiran khas Palembang, terbuat dari kayu dan terbesar di dunia, beliau memberikan bantuan atas nama 5 orang, sehingga kami bisa melanjutkan pekerjaan tersebut," tuturnya.

" Saat perjalanan bersama, beliau sangat peduli, memberikan uang rial kepada istri saya untuk berbelanja, padahal istri saya memang tidak suka belanja, mungkin dilihatnya tidak punya uang," katanya mengakui.


Dalam kesempatan itu, ia mengajak semua komponen bangsa untuk mendoakan almarhum, agar segala amal baktinya bagi bangsa dan negara, diterima dan mendapatkan tempat terbaik dari Allah SWT.

Sebagai generasi penerus, Marzuki mengajak, marilah kita lanjutkan cita-cita mulia almarhum melalui kecintaan kita pada negeri ini, yang diaktualisasikan dengan upaya nyata berpolitik secara rasional dilandasi semangat kegotongroyongan semua elemen dalam membangun bangsa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement