REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Kuskridho Ambardi mengatakan, Ketua MPR, Taufiq Kiemas piawai dalam menjembatani komunikasi politik antara PDI Perjuangan dan elit politik serta pemerintah di Indonesia.
"Jika Megawati mampu mengikat komunikasi politik ke dalam PDIP, Taufiq Kiemas piawai dalam menjembatani komunikasi PDIP ke luar, dengan Partai Demokrat atau Presiden," ujar Kuskridho Ambardi saat dihubungi dari Jakarta, Ahad (9/6).
Kuskridho mengatakan, dengan sosok yang nasionalisnya sekaligus pluralis dalam berpolitik, tidak mudah untuk mencari pengganti Taufik Kiemas, apalagi mengimbangi gaya politik Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri di partai tersebut.
"Megawati merupakan pusat gravitasi dan titik keputusan di PDIP. Namun, Taufiq Kiemas menjadi sosok yang mampu mengimbangi istrinya," ujar Kuskridho.
Menurut Kuskridho, sosok lain di PDIP seperti Pramono Anung mungkin dapat menjadi jembatan dalam komunikasi politik PDIP ke luar dan mengimbangi Megawati. Namun, lanjut Kuskridho, akan lebih mudah apabila fungsi tersebut dijalankan oleh orang yang berasal dari lingkungan keluarga Megawati.
"Mungkin Puan, namun masih terlalu muda, sehingga belum sampai ke arah sana. Meskipun punya legitimasi karena berasal dari lingkungan keluarga," kata Kuskridho.
Taufiq Kiemas, yang juga suami Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, meninggal dunia pada Sabtu (8/6) di Singapura pukul 19.05 waktu setempat. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara kenegaraan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.