REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wafatnya almarhum Taufiq Kiemas meninggalkan kenangan bagi orang-orang yang pernah mengenalnya. Tak terkecuali bagi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto.
Bambang mengaku memiliki kenangan yang cukup mendalam saat peristiwa penyerangan kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro, Jakarta pada 27 Juli 1996. Saat itu, tokoh yang akrab disapa BW ini masih menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Yayasan Lembaga Hukum Indonesia (YLBHI).
"Saya ingat sekali (dengan Taufiq Kiemas) ketika pertama kali reformasi, pascakantor PDI di Diponegoro diserang, saya sebagai Ketua Dewan Pengurus Yayasan LBH ditunjuk Megawati dan Alex Litaay (saat itu Sekjen PDI) menjadi lawyer-nya," kata BW mengawali kisah pertemuannya dengan Taufiq Kiemas, Ahad (9/6).
Saat itu, ada rapat dengan PDI pimpinan Megawati Sokarnoputri, istri dari Taufiq Kiemas, di rumahnya di daerah Kebagusan, Jakarta Selatan. Sebelum rapat awal tersebut, BW bertemu dan sempat berbincang dengan Taufiq Kiemas.
Taufiq meminta dengan tulus kepadanya untuk membantu Megawati secara total dan menjelaskan masalah pokok dan penting di PDI. "Beliau orang yang begitu humble karena meminta dengan tulus kepada kami agar all out membantu mbak Mega," tuturnya.
Taufiq memang tidak hadir dalam Rapat Lengkap Tim Lawyer dengan pucuk pimpinan PDI pimpinan Megawati. Namun ia mengakui Taufik merupakan tokoh penting yang mengikuti proses reformasi dari sisi yang paling dekat di kehidupan PDI pimpinan Megawati yang kemudian menjadi PDI Perjuangan.
"Setelah itu, kalau kebetulan ketemu, beliau (Taufik Kiemas) selalu mengingatkan saya soal itu (proses demokrasi di Indonesia)," tegasnya.
Sebelumnya Taufik Kiemas meninggal dunia saat dalam perawatan di sebuah rumah sakit di Singapura pada Sabtu (8/6) sore lalu. Taufik dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.