REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Menteri Luar Negeri Austria Michael Spindelegger mengatakan keputusan negaranya untuk menarik batalionnya dari UNDOF (UN Disengagement Observer Force) di Golan terjadi setelah Uni Eropa menyetujui keputusan mencabut embargo pengiriman senjata kepada kelompok teroris bersenjata Suriah.
Dalam satu pernyataan, Minggu, Spindelegger mengatakan bahwa "pemerintah belum mengumumkan penarikan pasukan Austria secara mendadak."
"Kita memberitahu kepada semua orang bahwa misi Austria di Golan tidak akan aman jika Uni Eropa menyetujui mencabut embargo senjata untuk oposisi Suriah," katanya, merujuk serangan berulang dan penculikan terhadap personel UNDOF di Golan baru-baru ini.
Spindelegger mengatakan bahwa situasi telah berubah sangat berbahaya di Golan pada saat 23 tentara Austria telah tewas sejak pasukan Austria menjalankan misi mereka di Dataran Tinggi Golan Suriah pada tahun 1974.
Dia menambahkan Austria sedang mempertimbangkan rencana untuk menarik pasukannya dalam empat pekan, mengungkapkan kesiapan untuk menarik mereka secara bertahap dalam kasus ada kekuatan alternatif yang tersedia.
Spindelegger tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa pasukan Austria akan kembali jika itu membuat aman bagi mereka.
Sebelumnya, Kanselir Austria Werner Faymann resmi mengumumkan penarikan batalion Austria dari UNDOF di Golan karena situasi yang memburuk di sana setelah serangan-serangan teroris bersenjata terhadap pasukan PBB.
Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat menyatakan penyesalannya atas keputusan pemerintah Austria untuk menarik pasukan mereka dari Golan dan menyampaikan penghargaan untuk peran yang dimainkan misi Austria saat berada di sana.