REPUBLIKA.CO.ID, Jilbab selalu menjadi isu hangat di negara-negara Barat. Hanya sedikit pemerintahan sekuler yang mengizinkan Muslimah menjalankan syariat agama menutup aurat. Tapi, hal tersebut tidak lagi ditemui di Belgia.
Pemerintah kota di negara Belgia, Kota Ghent, mencabut aturan larangan berjilbab bagi Muslimah. Larangan tersebut telah diatur oleh kota terbesar ketiga Belgia tersebut selama enam tahun. Ini menjadi napas segar bagi para Muslimah Belgia dan contoh yang baik bagi kota-kota lain di negara Eropa Barat tersebut.
Sebelum aturan tersebut dicabut, Muslimah dilarang berjilbab di ruang publik. Jika nekat, tak sedikit yang ditegur pihak kepolisian. Bagi Muslimah yang bekerja sebagai PNS pun, dilarang keras mengenakan jilbab saat masuk kantor. Hal itu membelenggu Muslimah sejak 2007 silam ketika dewan kota baru saja berganti formasi.
Para Muslimah kini kembali mendapat haknya setelah Forum Kelompok Minoritas (Forum of Minorities) menyerukan petisi yang mendesak pemerintah mencabut larangan tersebut. Lebih dari 10 ribu masyarakat menandatangani petisi. Aksi organisasi ini disambut baik. Dewan kota segera berkumpul untuk membahas larangan tersebut.
Reuters mengabarkan, setelah melakukan pertemuan dan debat panjang hingga tengah malam, lebih dari setengah jumlah dewan kota yang didominasi partai sosialis menerima usulan warga. Sebanyak 29 dari 51 anggota dewan memilih untuk membatalkan larangan mengenakan simbol agama di kawasan publik. Alhasil, dicabutlah larangan tersebut, termasuk jilbab yang dianggap simbol agama Islam dalam bentuk pakaian.
Direktur Forum Kelompok Minoritas Naima Charkaoui mengaku gembira dengan keputusan tersebut. Komunitas Muslim kini mendapatkan kembali haknya untuk menjalankan aturan agama. “Ini adalah titik balik sejarah bagi masyarakat minoritas, baik etnis maupun budaya,” ujarnya dilansir Reuters.
Laman OnIslam mengabarkan, isu jilbab melanda Eropa sejak Prancis melarang penggunaan jilbab di tempat publik pada 2004. Negara-negara Eropa lain pun kemudian membebek. Sejak itu, pakaian Muslim selalu menjadi perdabatan, termasuk di Belgia.
Adapun jumlah Muslimi di Belgia mencapai 450 ribu jiwa. Ini jumlah yang kecil dibanding total penduduk Belgia yang mencapai 10 juta jiwa. Setengah dari komposisi Muslimi merupakan imigran dari Maroko dan Turki.