Senin 10 Jun 2013 17:02 WIB

Hadapi MEA 2015, Tenaga Ahli Perbankan Syariah Masih Minim

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja Bank Syariah (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pekerja Bank Syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga kerja di sektor perbankan syariah masih relatif terbatas. Problem ini menjadi isu krusial yang harus diselesaikan menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di bidang perbankan pada 2020.

"Tenaga ahli di perbankan syariah yang dimiliki indonesia relatif terbatas khususnya dalam hal kompetensi dan wawasan global," ucap Direktur Bisnis PT. Bank BNI Syariah, Imam Teguh Saptono kepada ROL, Senin (10/6).

Sementara itu di sisi bisnis, kelemahan perbankan syariah Indonesia ada pada segmen pasar modal syariah dan corporate banking syariah khususnya yang terkait dengan struktur proyek. Namun, kata Imam, kekuatan perbankan syariah tanah air terletak pada aspek bank berbasis masyarakat dimana pengendali pertumbuhan ada di kelompok masyarakat. "Jadi seharusnya untuk sektor retail, mikro dan konsumer kita bisa lebih unggul," ucapnya.

Strategi penguatan perbankan syariah yang dilakukan hendaknya diarahkan pada peningkatan kompentensi Sumber Daya Insani (SDI). "Bisa bekerjasama dengan lembaga-lembaga riset dan pendidikan serta penguatan jaringan dan infrastruktur," kata Imam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement