REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pascakerusuhan di KJRI Jedah, Saudi Arabia, pemerintah bereaksi dengan menambah jumlah loket pelayanan beserta personelnya. Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa mengatakan penambahan itu untuk peningkatan penyerapan perwakilan loket.
Di KJRI Jeddah, semula loketnya hanya enam, kini ditambah menjadi 24 loket. “Jadi, telah berlipat ganda. Ditambah jumlah loketnya. Penambahan kapasitas sudah dilaksanakan. Tak hanya jumlah loket tapi personalia,” katanya saat memberikan keterangan pers di kantor Kemenkopolhukam, Selasa (11/6).
Ia juga mengatakan pemerintah juga jemput bola yakni mendatangi dan mendata para WNI yang hendak mengurus Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) di kantor KJRI. Para WNI ditanya perencanaan mereka setelah mendapatkan SPLP. Menlu mengatakan persoalan seperti membludaknya warga yang mengurus administrasi pernah terjadi di Malaysia. Dari pengalaman itu, penjemputan menjadi jalan yang paling baik.
Kalau pun harus membuka loket baru di lokasi lain, peraturan di Saudi Arabia tidak memperkenankan itu dilakukan. “Ketentuan loket dibatasi,” katanya.
Pemerintah, lanjut Marty, sedang mengusahakan akan berkomunikasi dengan pemerintah Saudi Arabia untuk bisa membuka sarana dan prasarana di lokasi lain sehingga tidak membuat sumbatan di satu KJRI. “Yang jelas, penambahan loket sudah dilakukan. Bahkan hampir bekerja 24 jam terus menerus untuk memproses penerimaan pendaftaran tersebut,” katanya.