REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau, menyebabkan cuaca yang terjadi di Jakarta mengalami sedikit perubahan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi terjadi peningkatan aktivitas pembentukan awan hujan di wilayah Jabodetabek yang berpotensi terjadi hujan disertai angin.
Kepala Bidang Komunikasi BMKG, Harry Tirto Djatmiko mengatakan, keadaan demikian akan berlangsung hingga Senin (17/6) pekan depan. Memasuki musim peralihan, intensitas curah hujan memang sudah tidak terlalu besar seperti beberapa bulan sebelumnya, namun berbeda dengan angin. "Ini masih akan terjadi hingga Senin pekan depan," kata Harry, seperti dilansir situs beritajakarta.
Ia menyebutkan, secara umum anomali (penyimpangan) suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia antara 1–2 derajat celsius. Hal ini menyebabkan cuaca lebih panas dibandingkan normalnya sehingga memberikan potensi penguapan yang lebih besar.
Menurutnya, Monsun Australia yang direpresentasikan oleh angin Timuran lemah, pola tekanan udara di Samudera Hindia sebelah Barat Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan di sekitar Pulau Jawa sehingga menyebabkan wilayah Indonesia bagian Barat masih didominasi angin Baratan yang membawa uap air dari Samudera Hindia ke Pulau Jawa.
"Akibat kondisi tersebut, muncul pola tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah Barat, Sumatera bagian Selatan dan Selatan Jawa yang menyebabkan peningkatan aktivitas awan-awan hujan," ujarnya.