REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Pemerintah Provinsi Riau telah memberlakukan zona larangan tangkap khusus untuk ikan terubuk, satwa langka khas daerah tersebut.
"Namun, zona larangan tangkap tersebut hanya diberlakukan pada hari-hari khusus saja, makanya dinamai debagai zona larangan khusus ikan terubuk," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, Irwan Efendi, di Pekanbaru, Selasa.
Seperi saat bulan purnama dan pada satu kawasan terubuk yang sempat menjadi ikan khas Riau, menurut dia, hal itu perlu dilakukan guna mewujudkan pemberdayaan jenis ikan yang mulai langka keberadaannya itu.
Kendati demikian, kata dia, pada zona larangan tangkap tersebut, nelayan juga diwajibkan untuk tidak melakukan upaya tangkap dengan menggunakan peralatan yang membahayakan termasuk pukat harimau dan pengeboman.
"Upaya penerapan zona larangan tangkap di Riau ini adalah meneruskan program pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan," katanya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan sebelumnya di Jakarta, secara resmi telah meminta agar setiap daerah menjaga kelestarian lingkungan perairan termasuk mendorong pemerintah daerah membuat zona larangan tangkap di sejumlah wilayah perairan yang dianggap sudah mengalami kerusakan hebat.
Kemudian, program tersebut juga bertujuan untuk menjaga tempat-tempat yang dianggap sebagai tempat reproduksi ikan-ikan yang nyaris punah.
Menurut Irwan, khusus di perairan Riau, ikan yang nyaris punah adalah jenis ikan terubuk. "Maka dari itu, baik diterapkan zona larangan tangkap, meski khusus pada waktu-waktu tertentu di mana ikan-ikan ini bereproduksi. Khususnya untuk perairan Bengkalis," katanya.
Secara geografis, perairan Bengkalis terletak di perairan Selat Malaka yang merupakan pemisah di antara dua negara, Indonesia dan Malaysia.
Perairan ini memiliki sumber daya ikan yang potensial yang dapat dikelola dan dikembangkan sebagai pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan bagi kedua negara.
Terubuk Langka
Sejak lama, kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Riau, Irwan Effendi, ikan terubuk menjadi primadona di seluruh wilayah Riau, namun populasi ikan ini semakin menurun, bahkan drastis.
"Untuk itu, perlu dilakukan upaya khusus agar ikan terubuk dapat kembali ditemukan dengan jumlah yang berlimpah seberti sebelumnya," kata Irwan.