Rabu 12 Jun 2013 06:57 WIB

Pelatihan Anti-Teror Dilakukan Guna Cegah Terorisme di Daerah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Citra Listya Rini
Terorisme (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Terorisme (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pelatihan anti-teror yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Yogyakarta bertujuan untuk mencegah aksi terorisme di daerah. 

Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Agus Surya Bakti, mengatakan pencegahan terorisme di daerah sangatlah penting. Karena jaringan teroris tidak hanya berkembang di pusat tapi juga menyebar ke berbagai daerah.

Selain itu, Agus menyampaikan target para teroris saat ini bukan hanya kepentingan asing. Melainkan juga kepentingan nasional seperti pemerintah dan tokoh-tokoh yang dianggap berseberangan dengan keyakinan mereka. 

"Bahkan dari segi motif bukan hanya sekedar ideologis tapi sebagian juga bermotif balas dendam kepada aparat keamanan," kata Agus di Yogyakarta, Rabu (12/6). 

Ia menambahkan para teroris tersebut juga bergerak secara diam-diam di tengah masyarakat. Sehingga, pergerakan mereka dinilai membahayakan masyarakat.

Agus mengimbau agar semua pihak termasuk masyarakat meningkatkan kewaspadaan ancaman terorisme. "Masyarakat harus meningkatkan kepekaan dan kewaspadaan lingkungan," imbaunya. 

Misalnya, tamu yang datang ke lingkungan 1x24 jam harus lapor RT/RW. Para pemilik kontrakan, indekos, dan penginapan juga harus memastikan identitas penghuninya dan apabila mencurigakan dapat dilaporkan ke kepolisian. 

Di Yogyakarta, BNPT memberikan pelatihan anti teror kepada pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT). Pelatihan ini diikuti sekitar 80 pengurus FKPT dari 10 provinsi yakni, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement