REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melakukan tiga langkah preemptive untuk menstabilkan moneter. Terlebih lagi saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah.
Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah yang ditransaksikan hari ini berada di level Rp 9.856, melemah 35 poin dari transaksi kemarin yang berada di level Rp 9.821.
Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan BI melakukan langkah-langkah preemptive untuk menstabilkan moneter. "Pertama, kita supply dolar dalam jumlah besar untuk stabilkan rupiah," ujar Perry Warjiyo, Rabu (12/6). BI memastikan likuiditas dolar tersedia cukup.
Kedua, BI juga membeli Surat Berharga Negara (SBN) melalui lelang dari pasar sekunder yang dilepas asing. "Kita siap beli SBN berapapun jumlah yang akan dijual," ujar dia.
Sebagai langkah ketiga, BI menaikan suku bunga deposit facility (FasBI) sebesar 0,25 persen dari 4 persen menjadi 4,25 persen. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada Selasa (11/6) dan berlaku mulai Rabu (12/6). "Kenaikan Fasbi untuk memperkuat sinyal langkah-langkah serius BI," ujar Perry.