Rabu 12 Jun 2013 17:12 WIB

Wali Kota Cirebon Larang Perpisahan Sekolah Diisi Piknik‬

Rep: Lilis Handayani/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Wali Kota Cirebon, Ano Sutrisno, melarang penyelenggaraan perpisahan sekolah yang diisi dengan acara piknik. Sebab, hal itu dinilai memberatkan orang tua siswa.

"Mulai tahun depan, saya tidak ingin ada lagi perpisahan siswa yang dilakukan dengan cara piknik," tegas Ano, Rabu (12/6).

Ano menyatakan, acara piknik sekolah biasanya membutuhkan biaya yang cukup besar. Hal itu banyak dikeluhkan orang tua siswa karena membebani keuangan mereka.

Selain itu, Ano menambahkan, acara piknik sekolah bisa saja menimbulkan risiko kecelakaan. Sebab, acara piknik biasanya dilakukan di luar kota.

Ano menambahkan, untuk menyelenggarakan perpisahan sekolah, maka sebaiknya cukup dilakukan di sekolah. Di antaranya dengan menampilkan panggung kesenian.

Melalui panggung tersebut, Ano menyatakan, para siswa bisa menampilkan kreativitasnya yang diperoleh selama dalam masa pendidikan. Hal itu dinilai lebih bermanfaat dibandingkan dengan acara piknik. "Lebih efektif dan bisa meringankan beban orang tua," tegas Ano.

Ano menambahkan, jikapun ada uang yang dikumpulkan siswa selama sekolah, maka uang tersebut bisa digunakan untuk keperluan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

 

Seperti diketahui, banyak sekolah menyelenggarakan acara piknik sebagai tanda perpisahan bagi siswa yang selesai menempuh Ujian Nasional (UN). Hal itu seperti yang dilakukan salah satu sekolah dasar (SD) di Jalan Kartini, Kota Cirebon.

Bahkan, acara piknik sudah direncanakan sejak siswa kelas lima naik ke kelas enam. Karenanya, sejak masuk kelas enam, siswa diwajibkan untuk menabung sebagai biaya untuk piknik.

 

Tahun ini, sekolah tersebut mengadakan piknik ke Jakarta dan Bandung. Di Jakarta, para siswa mengunjungi sejumlah wisata, salah satunya Dunia Fantasi (Dufan). Sedangkan di Bandung, mereka direncanakan mengunjungi beberapa lokasi, di antaranya Cibaduyut.

Setiap siswa yang ikut piknik dikenakan biaya Rp 625 ribu. Uang tersebut  digunakan untuk berbagai keperluan, seperti sewa bis, makan, serta penginapan.

Salah satu orang tua siswa yang enggan disebut namanya mengaku sangat keberatan dengan acara piknik tersebut. Dia beralasan tidak memiliki uang untuk membayar biaya piknik tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement