REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Raungan mesin roket yang menderu mengantarkan pesawat ruang angkasa negeri tirai bambu meluncur untuk memulai misi luar angkasa. Misi ini menjadi misi luar angkasa kelima dan terpanjang bagi Cina.
Tiga orang astronot turut menjadi bagian dari sejarah untuk mengorbit dalam laboratorium angkasa. Salah satunya adalah astronot perempuan kedua Cina Wang Yaping. Selama 15 hari ke depan ia akan ditemani dua rekan prianya, komandan misi Nie Haisheng and Zhang Xiaoguang.
Di bawah cuaca hangat dan langit biru, sebuah roket Long March 2F yang membawa kapsul Shenzhou 10 lepas landas sesuai jadwal Selasa (11/6) pukul 17.38 waktu setempat dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di tepi Gurun Gobi. Sekumpulan anak-anak berpakaian tradisional dengan wajah sumringah melambaikan tangan pada ketiga astronot.
Pesawat akan mengangkut awak ke Tiangong 1, sebuah prototip eksperimental untuk stasiun ruang angkasa. Stasiun ruang angkasa yang jauh lebih besar akan diluncurkan pada 2020. Rencananya, para awak pesawat akan menyampaikan serangkaian pembicaraan untuk siswa saat berada di Tiangong.
Sebelum peluncuran, Presiden Xi Jinping dalam sambutannya yang disiarkan langsung di televisi mendoakan ketiga astronot.
"Kalian telah membuat rakyat Cina bangga akan diri mereka. kalian telah berlatih dan menyiapkan diri dengan seksama. Saya yakin kalian dapat menyelesaikan misi dengan sukses," ujar Xi, seperti dilansir AP, Selasa (11/6).
Televisi milik pemerintah memperlihatkan Xi menonton peluncuran. Begitu juga dengan Perdana Menteri Li Keqiang yang berada di ruang pusat komando di Beijing.
Program ruang angkasa ini menjadi sumber kebanggaan besar bagi Cina. Misi ini juga mencerminkan kemajuan pesat di bidang ekonomi dan teknologi dan ambisi Cina menjadi bangsa terkemuka di dunia. Cina bergabung bersama Amerika Serikat dan Rusia sebagai satu-satunya negara yang mengirim astronot ke stasiun luar angkasa di orbit secara independen.