REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Sebagai negara yang lebih dulu memiliki deep tunnel, Malaysia punya pengalaman dalam mengelola terowongan raksasa tersebut. Karena itu, selain akan mempromosikan pariwisata Jakarta, kepergian Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, ke Malaysia juga akan mempelajari pembangunan deep tunnel atau terowongan multifungsi.
Jokowi, sapaan akrabnya, memang akan membangun deep tunnel sebagai langkah untuk mengatasi banjir sekaligus kemacetan di ibu kota. Pembangunan ini memang meniru proyek yang telah ada di beberapa negara salah satunya Malaysia dan Chicago. "Jumat pagi berangkat. Paling lihat deep tunnel juga," kata Jokowi, seperti dilansir situs beritajakarta.
Dari beberapa negara yang telah menerapkan sistem ini, katanya, hanya Malaysia yang dapat mengaplikasikan sistem itu untuk dilalui kendaraan, dengan nama Stormwater Management and Road Tunnel (SMART). Sementara di negara lainnya hanya berfungsi sebagai solusi penanggulangan banjir dan pengolahan air baku.
Rencananya pembangunan ini tidak menggunakan dana APBD DKI Jakarta, melainkan dari investor. Pembangunan ini juga telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menangah Daerah (RPJMD) 2013-2017. Bahkan saat ini sudah ada tiga investor yang melirik program ini, salah satunya dari Jerman.
Pembangunan deep tunnel ini dinilai mendesak, sebab masalah banjir dan macet di Jakarta sudah menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan. Rencananya deep tunnel akan dibangun membentang dari Jl MT Haryono sampai Pluit. Diperkirakan proyek tersebut membutuhkan dana mencapai Rp 16 triliun.