REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) mengumumkan dugaan perekrutan anak-anak dalam Perang Sipil Suriah. Mereka juga menjadi target penembak jarak jauh dan perisai hidup, baik pasukan oposisi dan pemerintah.
Sekretaris Jenderal Ban Ki Moon, mengatakan ada tindakan biadab dan tak bisa diterima selama perang Sipil Suriah. Ia menyebutkan ribuan anak telah tewas dalam yang telah berlangsung 26 bulan. Ia pun meminta Presiden Bashar al Assad untuk mengakhiri segala bentuk kekerasan, baik penahanan, penganiayaan bahkan penyiksaan anak-anak.
Anak-anak tersebut, ujar Ban Ki Moon, mendapat perlakuan biadab tersebut karena dituduh berhubungan dengan oposisi. Sementara itu, Ban juga melaporkan bahwa Tentara Pembebasan Suriah, pasukan utama oposisi juga merekrut anak-anak yang sebagian besar berusia 15-17 tahun.
Perwakilan PBB untuk anak-anak dalam konflik, Leila Zerrougui, menambahkan bahwa mereka menerima laporan anak-anak Suriah yang tewas dan terluka akibat pemboman membabi buta dalam konflik. Selain itu anak-anak juga banyak tewas oleh penembak jitu serta digunakan sebagai perisai manusia.Pasukan Bashar al Assad juga melakukan kekerasan seksual kepada anak laki-laki untuk mendapatkan pengakuan atau informasi terkait oposisi.
''Anak-anak umur 14 tahun disiksa layaknya orang dewasa. Dipukuli, di sengat listrik, diancam dan mengalami penyiksaan seksual,'' ucap dia dikutip dari Al Arabiya, Kamis (14/6). Ribuan anak-anak ini juga melihat anggota keluarga mereka terbunuh atau terluka. Zerrougui juga mempresentasikan laporan terkait anak-anak umur 10 tahun yang digunakan oleh kelompok bersenjata sebagai pasukan dan kuli angkut. Mereka ikut serta dalam pasukan Tentara Pembebasan Suriah.