REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan reformasi belum selesai. Reformasi yang digulirkan setelah krisis moneter 1998 dikatakan masih terus berjalan.
"Saya ingin mengajak masyarakat melihat kondisi Indonesia saat ini dan ke depan," kata SBY di Nusa Dua, Bali, Jumat (14/6).
Sejak 1998, lanjunya, sudah banyak hal yang dilakukan dan dicapai Indonesia. Namun masih banyak juga hal yang belum dilakukan dan berhasil dicapai.
"Kalau kita berpikir jernih, jujur, dan mau terbuka, banyak juga hal-hal yang belum benar terjadi di negeri ini. Karena itu, kita perlu melakukan koreksi terus menerus," tuturnya.
SBY menyatakan, ingin berdialog dengan para pemimpin media massa sebagai sesama anak bangsa. Ia meminta para pemred untuk melihat Indonesia saat ini serta harapan nasional yang ingin dicapai.
"Jangan melihat Indonesia sebagai suatu foto. Mari kita melihat Indonesia sebagai sebuah gambar bergerak yang bisa memberikan gambaran lebih utuh mengenai negeri ini," katanya.
Begitu juga dalam memandang pemilu 2014 yang akan segera berlangsung. SBY meminta media massa dan masyarakat tidak hanya memandang negeri ini akan seperti apa pada 2014-2019.
"Media harus melihat lebih ke depan. Seperti apa Indonesia pada 2025. Sesuai dengan Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI). Seperti apa Indonesia pada 2045, satu abad setelah merdeka," tambahnya.