REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah menegaskan, pelaku bom bunuh diri di Poso pada awal Juni lalu bukan pria berinisial W seperti yang santar diberikan media.
"Hasil uji DNA pelaku bom bunuh diri dan pihak yang mengaku keluarga pelaku, tidak cocok," kata Kabid Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulteng AKBP Sucipto di Palu, Jumat (14/6).
Hasil uji DNA yang dirilis Mabes Polri itu diterima Polda Sulawesi Tengah pada Kamis (13/6).
Sampel DNA yang diuji oleh Tim Pusat Laboratorium dan Forensik Mabes Polri itu diambil dari sampel darah dua orang yang mengaku orang tua pelaku bom bunuh diri.
Kedua orang itu adalah pasangan suami istri bernama Muhammad Ilyas dan Siti Nur Alam asal Desa Labuan, Kabupaten Poso.
Selama tujuh bulan ini mereka mengaku putus komunikasi dengan anak lelakinya.
Awalnya mereka mengaku ciri-ciri umum yang dimiliki jenazah pelaku bom bunuh diri di Poso mirip dengan anaknya yang bernama Wawan.
Namun, mereka menyangkal bahwa mayat tersebut anaknya. Ini setelah keduanya diperlihatkan jenazah pelaku di kamar jenazah RS Bhayangkara Palu
"Bagaimanapun juga, sesuai prosedur kita harus memeriksa DNA kedua orang itu meski di kemudian hari terbukti tidak cocok," kata Sucipto.
Saat ini jenazah pelaku masih berada di RS Bhayangkara Palu. "Sambil menunggu, kami masih mencari informasi untuk mengungkap identitas pelaku bom bunuh diri," katanya.