REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Lampung mensinyalir kenaikan harga sejumlah bahan pokok (sembako) rumah tangga menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri, akibat ulah spekulan yang memanfaatkan kondisi masyarakat.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan BKPD Lampung, Abdul Aziz, seusai pemaparan kesiapan ketahanan pangan menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri di Pemprov Lampung, Jumat (14/6), mengatakan menjelang bulan puasa dan lebaran, para spekulan sembako mulai beraksi menaikkan harga untuk memanfaatkan kondisi masyarakat saat itu.
"Kenaikan ini banyak dipicu dari spekulasi para pelaku pasar memanfaatkan kesempatan mengeruk keuntungan," kata Abdul Aziz.
Menurut dia, kondisi saat itu, banyak ibu rumah tangga melakukan pembelian sembako mendadak (panic buying). Pasalnya, saat menjelang bulan Ramadhan atau lebaran, pasar akan tutup beberapa hari, sehingga terpaksa menyetok sembako untuk beberapa hari.
Kondisi ini, kata dia, selalu dimanfaatkan spekulan pasar sembako untuk meraup keuntungan pribadi dengan menaikkan harga lebih dulu. Banyaknya permintaan terhadap sembako, membuat distribusi sembako berkurang dan harga pasti akan naik.
Ia mengatakan kenaikan sembako ini juga banyak disebabkan oleh faktor psikologis dan emosional masyarakat menghadapi bulan puasa atau lebaran. Ia mengatakan ada tiga komoditas yang diprediksi bakal defisit yakni cabai merah, bawang merah, dan kacang tanah. Defisit ini akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus mendatang.
Untuk itu, BKPD telah mengantisipasinya dengan meminta pasokan dari luar Lampung, sepeti Brebes (Jawa Tengah) dan Jawa Barat.