REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Begitu ironis kehidupan para pemain PSMS Medan yang bermain di Divisi Utama PT Liga Indonesia. Gara-gara tak digaji 10 bulan oleh manajemen klub, mereka harus berjibaku memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ada yang mengutang, menjual air mineral, hingga menjadi tukang parkir.
Kiper PSMS Ardhana mengisahkan, kehidupan rekan-rekannya sangat karut-marut lantaran gaji yang tak kunjung didapat. Mereka pun akhirnya terpaksa menjadi 'tukang parkir' guna mendapatkan rupiah.
"Kami terpaksa memanfaatkan lahan bebas di sekitar mes PSMS menjadi lahan parkir," ujarnya di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Jumat (13/6).
Bukan hanya itu, para pemain pun sampai-sampai membuka toilet mes untuk umum. "Kalau saya mencoba menjual air mineral," katanya.
Pemain PSMS lainnya Irwin Ramadhana menimpalkan, tak sedikit pemain yang harus mengutang. "Bahkan ada pemain yang dikejar-kejar karena belum membayar uang kontrakan," timpal Irwin.
Ardhana dan Irwin beserta sembilan rekannya sudah berada di Jakarta sejak Senin (10/6). Mereka sempat terlunta-lunta di Jakarta dengan bermalam di pelataran Monumen Nasional (Monas) dan Masjid Al-Bina, Senayan, Jakarta. Untungnya mereka saat ini sudah ditampung di rumah salah satu pemain asal Medan di daerah Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
Ardhana mengatakan mereka tidak akan meninggalkan Jakarta sampai ada kepastian mengenai pembayaran gaji. "Kami akan pulang bila sudah ada perjanjian hitam di atas putih," tegas Ardhana.