REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Panglima TNI Djoko Santoso, menyatakan, ketidakadilan lebih jahat daripada komunisme. Sebab, bisa mendorong bangsa ke konflik tak berkesudahan hingga akhirnya akan menghancurkan bangsa.
Djoko Santoso menyampaikan pernyataan itu pada syukuran 23 tahun Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), di mana ia duduk selaku Ketua Dewan Pembinanya. Acara yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Ahad (16/6) malam itu dihadiri Menteri Penertiban Aparatur Negara Azwar Abubakar, Ketua Umum IPHI H. Kurdi Mustofa dan sekitar 5.000 pengurus dan anggota IPHI seluruh Indonesia.
"Umaro (pemimpin pemerintahan) harus adil. Kalau tidak, maka orang akan saling menyalahkan, sehingga timbul konflik tak berkesudahan, dan ini akan menghancurkan bangsa," kata Djoko Santoso yang kini namanya mencuat sebagai calon presiden.
Dalam pengalaman 35 tahun di TNI, Djoko mengatakan, ia menerapkan asas keadilan, sehingga musuh yang sudah menyerahpun (waktu penugasan di Timor Timur) tidak disakiti, atau anak-anak dan perempuan tidak diganggu. Juga tempat ibadah tidak dirusak. Tidak dapat dipungkiri, faktor keadilan sangat penting bagi kemajuan bangsa.
Ia juga menyatakan, yang dikatakan para teroris sebagai 'jihad' bukanlah jihad sesungguhnya. Sebab, sangat merusak, dan ini bertentangan dengan ajaran Islam. "Bukan jihad, apa yang dilakukan teroris-teroris itu adalah jahat," tegasnya.