Senin 17 Jun 2013 12:50 WIB

Warga Tuntut Mati Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Siswi SMK

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Hazliansyah
hukuman mati (ilustrasi)
hukuman mati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ratusan warga Dukuh Magelan, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman turut menghadiri persidangan dakwaan kasus pemerkosaan dan pembunuhan siswi SMK YPKK di Pengadilan Negeri Sleman.

Setyo Hidayat, ayah Ria Puspita Ristanti, korban pembunuhan, mengatakan kehadiran warga untuk memberi dukungan dan menuntut pelaku dihukum mati. "Ada sekitar seratusan itu dari desa kami, belum dari desa pelaku yang nanti juga datang kesini," kata dia di pengadilan negeri Sleman, Senin (17/6).

Keluarga korban dan para warga menuntut agar semua pelaku pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran dijatuhi hukuman mati. Selain itu, mereka juga meminta agar oknum aparat yang terlibat dipecat, serta merobohkan rumah tempat kejadian pembunuhan.

"Saya hanya meminta, hukum ditegakkan seadil-adilnya," tambah dia.

Dakwaan persidangan kasus pembunuhan dan pemerkosaan tersebut dilakukan secara tertutup untuk umum berdasarkan Pasal 153 ayat 3 UU No 8/1981 (kuhap) dan Pasal 1 UU No 3/1997 JO putusan mahkamah konstitusi No 1/PUU-VIII/2010.

Sebelumnya, Ria Puspita, siswi kelas 2 SMK YPKK Sleman dibunuh tujuh laki-laki. Ia ditemukan tewas terbunuh dan dibakar di bulak Kringinan, Selomartani Kalasan Sleman pada Sabtu (13/4). Setelah dilakukan visum, diketahui korban diperkosa terlebih dahulu sebelum dibunuh dan dibakar.

Ada tujuh tersangka yang ditangkap terkait kasus tersebut. Salah satu di antaranya adalah anggota kepolisian Polres Sleman.

Ketujuh tersangka itu adalah MSN alias NZL (warga Plataran, Selomartani, Kalasan, Sleman),  EN (Njabung, Kalitirto, Berbah, Sleman), YR (Berbah, Sleman), GS (Sumosari, Ngrangsan, Selomartani, Kalasan, Sleman), SY ( Jagalan, Tegaltirto, Berbah, Sleman), Hdn (Njetak, Selomartani, Kalasan, Sleman) yang merupakan anggota Polres Sleman, dan KA yang juga ayah kandung YR.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement