Senin 17 Jun 2013 13:53 WIB

Infrastruktur Buruk Persulit Kegiatan Bisnis

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Nidia Zuraya
Pengerjaan proyek infrastruktur jalan layang tol akses Pelabuhan Tanjung Priok-Simpang Jampea, Jakarta Utara.
Foto: Antara/Wahyu Putro
Pengerjaan proyek infrastruktur jalan layang tol akses Pelabuhan Tanjung Priok-Simpang Jampea, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pemerintah harus membenahi infrastruktur untuk meningkatkan kualitas perdagangan. Prasarana yang harus dibenahi dan ditambah di antaranya adalah  jalan raya dan pelabuhan.

Wakil Ketua Kadin Bidang Riset dan Teknologi Ilham Habibie mengatakan, pembangunan infrastruktur merupakan hal esensial untuk meningkatkan kualitas perekonomian. ''Keterbatasan prasarana menjadi problem utama dalam bisnis, termasuk pertambangan,'' ujar dia pada acara Munas III Aspindo, Senin (17/6).

Selain itu masalah utama pertambanganb  lainnya, kata Ilham, kurangnya inovasi teknologi. Penelitian dan pengembangan teknologi masih sangat lemah.

Lalu, lanjut dia, kurangnya koordinasi pemerintah daerah dan pusat. Hal itu menyebabkan tak adanya sinkronisasi di lapangan. Perizinan yang tidak konsisten dan selalu berubah-ubah, ujar Ilham, juga menjadi masalah utama. Perizinan tidak pernah tetap.

Insentif dari pemerintah, sambung dia, terlalu kecil dibandingkan yang diterima pengusaha negara lain. ''Itu beberapa kendala di dalam industri pertambangan,'' jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement