REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Muslim Inggris tak mau lagi kecolongan dengan masuknya kurma asal Israel ke Inggris selama bulan Ramadhan. Karena itu, sejak tiga pekan kemarin, Muslim Inggris menggelar kampanye damai.
"Kami ingin menarik perhatian semua orang untuk memeriksa label kurma yang dijual. Membeli Kurma Israel sama saja dengan membenarkan penjajahan dan penindasan terhadap rakyat Palestina," tulis pernyataan resmi dari Dewan Muslim Inggris (MCB), seperti dikutip Onislam.net, Senin (17/6).
Saat ini, Inggris merupakan tujuan ekspor terbesar Israel untuk komoditas kurma. Produksi kurma itu sendiri berlokasi di pemukiman Israel, Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki. Beberapa tahun terakhir, masalah ini menjadi isu khusus yang didengungkan Muslim Inggris jelang Ramadhan. Ini karena, label buatan Israel tidak dicantumkan dalam kemasan yang dijual.
Selama kampanye damai, Muslim Inggris akan mendistribusikan selebaran di luar masjid setelah shalat Jumat. Sasarannya jelas, yaitu umat Islam yang tidak tahu bahwa kurma yang mereka konsumsi berasal dari Israel. Puluhan poster juga disiapkan di dalam masjid dan toko-toko lokal.
Tak hanya itu, para aktivis juga membuat daftar pasar swalayan yang menjual produk Israel. Dari data yang dihimpun organisasi Islam Inggris, lebih dari 50 persen kurma di sana berasal dari Israel. Sementara itu, sekitar 60 persen kurma Israel diproduksi di tanah kependudukan. Melalui ekspor kurma itu, Israel mendapat keuntungan sebesar 265 juta dolar AS.