REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekerasan aparat terhadap para demonstran yang menolak kenaikan harga BBM membuktikan ketidaksiapan aparat menghadapi situasi. Kekerasan seharusnya tidak terjadi bila aparat keamanan meningkatkan kesiagaan.
"Kekerasan aparat terhadap demonstran dan wartawan di Jambi menunjukkan ketidaksiapan aparat," kata Sekretaris Jendral DPP PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo di kompleks parlemen Senayan, Senin (17/6).
Anggota Komisi I DPR ini menyatakan aparat keamanan seharusnya meningkatkan fungsi intelijen dengan baik. Hal ini sesuai UU No 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara yang menyebut intelijen berperan melakukan deteksi dini dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan. "Artinya, jika intelijen berfungsi dengan baik, kekerasan oleh aparat keamanan tidak harus terjadi," ujarnya.
Aparat keamanan mesti menghargai perbedaan pendapat yang terjadi di tengah masyarakat. Terlebih, kata Tjahjo, para demonstran penolak kenaikan BBM sudah melaporkan rencana aksinya kepada aparat keamanan. "PDI Perjuangan menyesalkan tindak kekerasan yang akhirnya terjadi dan adanya korban di lapangan khususnya pers yang meliput kegiatan," ujar Tjahjo.
Tjahjo mendesak pimpinan Polri mengusut tuntas oknum aparat yang melakukan kekerasan terhadap para demonstran. Pimpinan Polri harus sadar bahwa demonstran bukanlah teroris yang akan membuat makar negara. "Mereka hanya menyampaikan pendapat yang diyakininya untuk membela masyarakat Indonesia," katanya.