REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepolisian masih melakukan upaya pengamanan situasi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (17/6) malam. Upaya ini sendiri dilakukan guna meredam aksi sejumlah mahasiswa yang hingga malam hari masih melakukan unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulselbar Kombes Endi Sutendi menjelaskan, para mahasiswa tak hanya melanggar ketentuan aturan unjuk rasa yang hanya sampa pukul 18.00 WITA. Namun juga semakin bertindak anarkis.
Tak ayal, aksi para pelajar intelektual Makassar ini pun memicu bentrokan dengan polisi yang melakukan pengamanan. "Kami mencatat, ada lima titik aksi yang berujung anarkis. Tiga di antaranya terjadi di wilayah kampus," ujar Endi ketika dihubungi Republika Senin (17/6).
Menurutnya, aksi anarkis ratusan demonstran sempat terjadi di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan di Jalan Urip Sumohardjo, Panakkukang. Serta di sekitar Gedung DPRD Makassar. Kemudian berlanjut hingga ke wilayah Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Universitas Muhammadiyah (Unismuh), dan Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM).
Aksi terparah dan hingga saat ini masih berlangsung, kata dia, terjadi di Kampus Unismuh. Massa yang liar sebetulnya sudah mampu dipukul mundur oleh kepolisian ke dalam kampus.
"Tetapi mereka terus melempari batu ke luar kampus dan menganggu warga. Warga bahkan kemudian melakukan aksi balasan," kata dia.
Dari keterangannya, warga yang awalnya hanya menonton aksi brutal mahasiswa berbalik menyerang. Ini karena ratusan mahasiswa tersebut terus melakukan aksi yang mengganggu ketertiban sekitar.
Endi berujar, ketika pasukan petugas keamanan mundur dari lokasi Unismuh dan membantu pengamanan di wilayah bentrokan lain, massa yang marah mengambil kesempatan. Ribuan warga yang tampak sudah kesal dengan aksi mahasiswa sejak pagi hari tadi melakukan pembalasan.
Baku lempar pun terjadi antara mahasiswa yang berada di dalam kampus dengan dengan warga di luar gedung Unismuh. "Warga juga melakukan pembakaran pada tiga unit sepeda motor yang ada di depan kampus Unismuh. Sekarang pasukan sudah datang dan langsung melakukan pengamanan," ujar Endi.
Endi mengatakan, hingga saat ini korban atas peristiwa ini baru diketahui berasal dari petugas kepolisian. Dia berujar, seorang polisi bernama Briptu Adi Kurniawan mengalami luka berat setelah pelipisnya tertembus anak panah yang dilesakan dari arah kerumunan mahasiswa.
"Korban sudah dilarikan ke rumah sakit. Beberapa (mahasiswa) kami amankan untuk dimintai keterangan. Sampai saat ini, ribuan personel yang terjun ke Makassar masih terus melakukan pengaman," kata perwira melati tiga ini.