REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menolak klaim bahwa suatu organisasi AS atau warga Amerika yang memicu kerusuhan di Turki, di mana protes-protes anti-pemerintah telah berlangsung secara nasional selama hampir tiga pekan.
"Kami benar-benar menolak tuduhan bahwa kelompok-kelompok AS atau individu bertanggung jawab atau telah mengobarkan (kerusuhan itu) dan saya benar-benar harus mengatakan protes kepada Turki," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki.
Krisis Turki dimulai aksi untuk menyelamatkan sebuah taman di Istanbul dari proyek pembangunan kembali yang memicu tanggapan brutal polisi pada 31 Mei.
Kerusuhan itu telah meluas ke negeri dengan demonstrasi-demonstrasi terhadap Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, yang dipandang sebagai semakin otoriter. Menurut Turki Medical Association, sejauh ini, empat orang telah tewas dan hampir 7.500 orang terluka.
Beberapa pemimpin Turki dan media massa telah memprotes bahwa kekuatan-kekuatan luar berusaha mencoba untuk mengacaukan negara. Psaki sangat menolak gagasan itu, tetapi mengatakan AS akan selalu bersikap mendukung hak kebebasan berbicara dan protes damai.
"Dengar, kami fokus pada menyerukan ketenangan, pada menyerukan untuk menahan diri. Kami tetap menjadi sekutu dekat Turki," katanya.
"Tentu saja, saya telah menjelaskan dan berbicara, dalam sejumlah kesempatan dengan Anda dan orang-orang lain yang bertanya, tentang keprihatinan kami. Dan kami belum melakukan dukungan dalam hal itu dengan cara apapun."