REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Sekalipun sempat terjadi insiden penembakan gas air mata pada unjuk rasa kenaikan BBM, (17/6) lalu, pihak kepolisian menyimpulkan secara umum demonstrasi kondusif. ''Ya, demo kemarin aman dan kondusif,'' kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, Selasa (18/6).
Namun, tidak bisa dipungkiri, demonstrasi di sejumlah tempat sempat terjadi kekisruhan. Seperti di gedung MPR/ DPR, massa tidak mau beranjak pulang ketika ketentuan waktu demonstrasi sudah habis.
Rikwanto mengatakan, pihaknya terpaksa menembakkan gas air mata karena massa menginginkan demonstrasi tetap berlanjut hingga tengah malam. ''Kalau waktunya harus bubar, ya kita bubarkan, sekalipun paksa,'' katanya.
Di lain tempat, polisi juga mengantisipasi keinginan demonstrasi yang ingin dilakukan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) di depan kampusnya di Cawang.
Rikwanto menjelaskan, pengantisipasian tersebut dengan membubarkan massa dan menggiring mereka masuk ke kampusnya. ''Mereka blokir jalan dan mengganggu pengguna jalan hingga malam,'' katanya.
Penjagaan di kampus tersebut dilakukan hingga pukul 00.00 WIB, (18/6) sama seperti Di Jalan Diponegoro. Mahasiswa UKI - YAI dilakukan penjagaan dengan rentang waktu yang sama setelah didorong masuk ke dalam kampus maisng-masing.
Rikwanto mengungkapkan, dari hasil analisa secara kalkulatif, tidak ada kerusakan fasilitas umum yang berarti akibat unjuk rasa kemarin. ''Hanya di Senayan yang pecah kacanya,'' katanya.