Selasa 18 Jun 2013 13:29 WIB

Pemerintah Turki Pertimbangkan Hentikan Demonstrasi dengan Militer

Rep: Nur Aini/ Red: Fernan Rahadi
 Para pengunjuk rasa mempersiapkan bom molotov saat aksi unjuk rasa di Taksim Square di Istanbul,Turki, Selasa (11/6).     (Reuters/Murad Sezer)
Para pengunjuk rasa mempersiapkan bom molotov saat aksi unjuk rasa di Taksim Square di Istanbul,Turki, Selasa (11/6). (Reuters/Murad Sezer)

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki mengatakan dapat menggunakan militer untuk mengakhiri demonstrasi yang dilakukan hampir tiga pekan di Istanbul dan kota lainnya.

BBC menulis Wakil Perdana Menteri, Bulent Arinc mengatakan negara akan menggunakan semua kekuatan dan pasukan keamanan jika dibutuhkan untuk keamanan.

Ini merupakan pertama kalinya partai berkuasa, Partai Keadilan dan Pembangunan, mempertimbangkan penurunan tentara. Namun, Arinc kemudian mengeluh komentarnya digunakan keluar dari konteks.

Pada Ahad (16/6) lalu, Perdana Menteri Recep Tayyip mengatakan kepada ratusan ribu demonstran di Istanbul bahwa pendemo dimanupulasi teroris. Serikat buruh telah menyerukan pemogokan untuk memprotes tindakan keras polisi terhadap demonstran. Sekitar 500 orang ditangkap terkait demonstrasi tersebut.

Otoritas medis memperkirakan 5.000 orang terluka. Setidaknya empat orang tewas dalam kerusuhan.

Protes dimulai sejak 28 Mei lalu untuk menolak pengembangan Istanbul Gezi Park di pusat kota Taksim square. Namun, protes menjadi anti-pemerintah dan meluas di beberapa kota.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement