Selasa 18 Jun 2013 19:15 WIB

Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri Mapolres Poso Terkuak

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Soemarno menunjukkan foto pelaku bom bunuh diri Mapolres Poso yang terjadi pada Senin (3/6) di Mapolda Sulawesi Tengah, di Palu, Selasa (4/6).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Soemarno menunjukkan foto pelaku bom bunuh diri Mapolres Poso yang terjadi pada Senin (3/6) di Mapolda Sulawesi Tengah, di Palu, Selasa (4/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indentitas dari pelaku bom bunuh diri di depan Mapolres Poso Sulawesi Tengah (Sulteng) sudah terungkap. Mabes Polri mengatakan, tim penguak jati diri dari pelaku yang melakukan aksinya Senin (3/6) lalu telah menemukan keidentikan DNA dengan seorang wanita.

 

Wanita yang bernama Zumaroh ini datang dari Lamongan, Jawa Timur pada Senin (17/6) ke RS Bhayangkara di Palu, Sulteng. “Tim lalu melakukan identifikasi dan diketahui Zumaroh ini merupakan ibu dari pelaku,” ujar Kepala Bagian Penerangan Polri, Kombes Agus Rianto  di Jakarta Selasa (18/6).

 

Menurut Agus, dari hasil tim di Sulsel, diketahui pelaku sekaligus korban satu-satunya dalam insiden bom tersebut bernama Zaenul Arifin alias Arif Petak (34 tahun). Pelaku, diketahui sebagai bagian dari jaringan teroris pimpinan Santoso yang memang merajai wilayah Poso.

 

Agus berujar, Zaenul diketahui semasa hidupya aktif mengikuti pengajian di sekitar wilayah Poso. Sebelum melakukan aksinya Zaenul diduga sempat berkoordinasi dengan teroris lain berinisial A dan J.

Kemudian, setelah sering melakukan pembicaraan dengan kedua orang ini, Zaenul lantas nekat melakukan aksi bunuh diri tersebut.

 

“Pengajian itu juga akan kami periksa untuk diketahui aktivitas seperti apa yang sering dilakukan oleh pelaku,” kata Agus. Atas aksinya ini, Zaenul meninggalkan seorang istri bernama Fatimah (23) yang merupakan guru sebuah TK di wilayah Lamongan.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement