Rabu 19 Jun 2013 08:31 WIB

Hari Ini di 1861 HIdayatullah Bertempur Melawan Belanda di Gunung Pamaton

Pangeran Hidayatullah
Foto: ARNI
Pangeran Hidayatullah

REPUBLIKA.CO.ID,Sultan Hidayatullah Halil illah bin Pangeran Ratu Sultan Muda Abdurrahman, atau lebih dikenal sebagai Pangeran Hidayatullah (lahir di Martapura,1822 – meninggal di Cianjur, 24 November 1904) adalah salah seorang pemimpin Perang Banjar. Berkat jasa-jasanya, pada 1999 pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan Bintang Mahaputera Utama.

Beliau diangkat menjadi Sultan Banjar untuk meneruskan pemerintahan kesultanan Banjar menggantikan sang kakek, Sultan Adam. Hidayatullah menjadi satu-satunya pemimpin rakyat Banjar antara tahun 1859 sampai 1862. Konfliknya dengan Hindia Belanda terus bergulir setelah dia menjadi sultan. Beberapa kali Sultan Hidayatullah ditipu oleh para pejabat Hindia Belanda. Karena muak dengan tipu muslihat dan cara-cara Belanda yang ingin menguasai Banjar, Sultan Hidayatullah memilih melawan Belanda.

Hari ini di 1861,  Sultan Hidayatullah berada di Gunung Pamaton (Kabupaten Banjar). Rakyat Gunung Pamaton menyambut kedatangan Sultan Hidayatullah dan rakyat membuat benteng pertahanan sebagai usaha mencegah serangan Belanda yang akan menangkapnya. Sementara itu Sultan Hidayatullah berunding dengan Mufti di Martapura. Perundingan pertama diadakan di Kalampayan dan yang kedua di kampung Dalam Pagar. Dalam perundingan itu disepakati rencana akan melakukan serangan umum terhadap kota Martapura. Para penghulu dan alim ulama akan mengerahkan seluruh rakyat melakukan jihad perang sambil mengusir Belanda dari bumi Banjar.

Serangan umum ini dilakukan esok harinya,  20 Juni 1861, tetapi rencana itu bocor ke tangan Belanda. Oleh karena itu sebelum tanggal 20 Juni Belanda cara tiba-tiba menyerang benteng Gunung Pamaton tempat pertahanan Sultan Hidayatullah. Serangan Belanda itu dapat digagalkan dengan banyak membawa korban di pihak Belanda. Sementara itu di kampung Kiram, tidak jauh dari Gunung Pamaton dan di daerah Banyu Irang, Pambakal Intal dan pasukan Tumenggung Gumar telah berhasil menghancurkan kekuatan Kopral Neyeelie. Mayat-mayat pasukan Belanda ini dihanyutkan di sungai Pasiraman. Pambakal Intal berhasil menguasai senjata serdadu Belanda ini.

sumber : Wikipedia
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement