REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGON -- Kepala Badan Mata-mata Elektronik mengatakan pada Kongres Amerika Serikat (AS) bahwa program pengintaian yang dibocorkan Edward Snowden membantu menggagalkan 50 serangan sejak 2001.
"Dalam beberapa tahun terakhir program ini, bersama-sama intelijen lainnya, telah melindungi AS dan sekutu kami dari ancaman teroris di seluruh dunia untuk mencegah, termasuk potensi peristiwa teroris lebih dari 50 kali sejak 9/11," ungkapnya dikutip BBC.
Sepuluh dari rencana serangan tersebut ditujukan untuk AS. Jenderal Angkatan Darat, Keith Alexander, kepala Badan Keamanan Nasional (NSA) menjelaskan kepada komite intelijen Kongres tentang operasi pengintaian.
Wakil Direktur FBI, Sean Joyce mengatakan kepada komite salah satu kasus berencana membom bursa saham New York. Joyce mengatakan NSA telah memimpin FBI untuk menangkap Khalid Ouazzani dari Kansas City, Missouri atas tuduhan konspirasi. Ouazzani mengaku di pengadilan federal pada 2010 telah merencanakan pemberian dukungan material untuk organisasi teroris. Namun, dia tidak didakwa berencana membom bursa.
Joyce juga mengatakan, pengintaian menggagalkan konspirasi pengeboman kereta bawah tanah New York pada 2009. Mereka menangkap Najibullah Zazi atas temuan tersebut.
Sebelumnya, mantan pegawai kontrak NSA melarikan diri ke Hong Kong tidak lama sebelum skandal terungkap. Dia mengungkap badan-badan AS secara sistematis mengumpulkan sejumlah besar data telepon dan web. Microsoft, Facebook, Apple, dan Yahoo telah merilis informasi terbatas tentang jumlah permintaan data yang mereka terima.