Rabu 19 Jun 2013 11:14 WIB

Provinsi Riau Daerah Rawan Penyelundupan Narkoba

   Polisi memperlihatkan tersangka beserta barang bukti kasus narkoba di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Senin (28/1).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Polisi memperlihatkan tersangka beserta barang bukti kasus narkoba di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Senin (28/1). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Provinsi Riau disebut sebagai daerah rawan dengan aktivitas penyelendupan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) dari berbagai negara.

"Ada beberapa faktor, yang utama karena letak geografis Provinsi Riau yang memang sangat strategis, berdekatan dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura," kata Kepala BNN Provinsi Riau, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Bambang Setiawan di Pekanbaru, Rabu.

Bambang mengatakan, Riau kerap dijadikan sebagai perlintasan atau transit bagi para pelaku pengedar narkoba jaringan internasional yang hendak mengedarkan barang haram itu ke berbagai wilayah di Indonesia, khususnya Sumatera.

"Kondisi demikian sudah sangat meresahkan dan butuh kerja keras semua pihak untuk mengatasi persoalan ini," katanya.

Badan Narkotika Nasional (BNN) RI sebelumnya menyatakan ada ribuan pintu masuk penyeludupan narkotika dan obat-obatan terlarang ke Indonesia tersebar di sejumlah wilayah perbatasan termasuk Provinsi Riau.

"Sebagian besar di antaranya merupakan pintu masuk berupa pelabuhan 'tikus' dan jalur darat ilegal seperti di Kalimantan dan Provinsi Kepulauan Riau serta Provinsi Riau," kata Direktur Diseminasi BNN RI, Gun Gun Siswandi ketika berkunjung ke Pekanbaru beberapa waktu lalu.

Ribuan pintu masuk tersebut tidak sepenuhnya diawasi oleh petugas negara sehingga masih sangat rentan terhadap penyeludupan narkoba dari berbagai negara tetangga.

Khususnya di Kalimantan, demikian Gun Gun, pendistribusian narkoba secara ilegal dapat dilakukan dengan hanya melewati batas negara di jalur darat. Sementara di Riau, kata dia, penyeludupan narkoba yang dilakukan oleh sindikat internasional, dicurigai didistribusikan lewat pelabuhan-pelabuhan `tikus`.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement