Rabu 19 Jun 2013 12:13 WIB

Aksi Demonstrasi Meningkat Signifikan Dalam Sepekan Terakhir

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Hazliansyah
   Sejumlah mahasiswa menahan semprotan air dari water cannon saat demo tolak BBM di depan Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/6) malam.   (Republika/Yasin Habibi)
Sejumlah mahasiswa menahan semprotan air dari water cannon saat demo tolak BBM di depan Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/6) malam. (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Polri mencatat, mulai tanggal 10 Juni 2013 hingga 18 Juni 2013 terjadi peningkatan aksi demonstrasi yang signifikan.

"Dimana pada tanggal 17 menjadi puncaknya dengan catatan 107 unjuk rasa di seluruh Indonesia," ujar Kepala Biro Pembinaan Operasional Mabes Polri Kombes Umar Septono di Mabes Polri Selasa (18/6) malam. Ia mengatakan, dari total 207 unjuk rasa yang terjadi di didominasi di wilayah timur Indonesia.

Dalam mengamankan jalannya demonstrasi, Umar mengatakan pihaknya menurunkan sebanyak 3.335 personel dari masing-masing Polda.

 

Dari hasil evaluasi diambil kesimpulan, secara garis besar aksi demonstrasi yang terjadi selama sepekan terakhir berjalan kondusif. Meskipun, dia sendiri mengakui ada beberapa ekses yang terjadi sehingga keamanan dan ketertiban di beberapa wilayah sempat terganggu.

 

“Kami meminta maaf bila ada pelayanan keamanan yang tidak maksimal di beberapa tempat, ke depan kami akan lebih sigap,” ujar dia.

 

Lebih jauh, terkait sejumlah aksi petugas polisi di lapangan yang dinilai represif, Umar berujar semua oknum tersebut sudah melalui tahap evaluasi. Saat ini Polri sudah menerima laporan di beberapa daerah terkait terjadi kekerasan dalam pengamanan aksi demo.

"Sudah diperiksa untuk dinilai sejauh mana kewajarannya, apakah diluar prosedur atau seperti apa, bila terbukti ada penyimpangan, nanti akan diambil langkah lebih lanjut,” ujar dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement