REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Kualitas udara Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (19/6), makin buruk akibat kabut asap kiriman kebakaran hutan di Sumatera, kata Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Batam Dendi Purnomo di Batam.
"Secara kasat mata, saat ini kabut di Batam lebih buruk dari dua hari yang lalu, paling buruk," kata Dendi di Batam, Rabu.
Ia memperkirakan kualitas udara pada Rabu (19/6) mencapai 200 mili gram per meter, mendekati ambang batas aman 230 mili gram per meter. "Itu baru perkiraan kasat mata, harus dicek," kata dia.
Kualitas udara Batam sempat membaik pada Selasa (18/6), yang mencapai 105 miligram per meter, setelah pada Senin (17/6) mencapai sekitar 200 miligram per meter.
Biasanya, sebelum diselimuti kabut asap, kadar debu pada udara Batam hanya 50 sampai 70 miligram per meter, amat sehat, kata Dendi.
Dendi mengimbau masyarakat menggunakan masker bila ke luar rumah, agar terhindar dampak buruk dari debu yang terkandung dalam kabut asap. "Masyarakat agar menggunakan master. Karena asap ini komponennya debu partikulat, bisa bahaya bila terhisap banyak-banyak," kata dia.