REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gol tunggal Radja Nainggolan di penghujung babak pertama, mengantarkan Jakarta All-Star menjinakkan Timnas U-23 dalam laga ekspidisi yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu (19/6) sore.
Jika di babak pertama, Timnas U-23 kerepotan meladeni gempuran Nainggolan dkk, di babak kedua Garuda Muda mampu keluar dari tekanan. Beberapa kali laskar Rahmad Darmawan membuat Mukti Ali Raja jatuh bangun menyelamatkan gawangnya.
Trio Irsyad Maulana, Andik Vermansah dan Agung Supriyanto beberapa kali membuat barisan pertahanan Jakarta All-Star kalang kabut. Sayangnya, peluang demi peluang gagal dikonversi menjadi gol.
Terus diserang bukan berarti Jakarta All-Star tak punya peluang. Nainggolan yang menjadi motor serangan beberapa kali melepaskan umpan terukur ke kotak 12 pas. Sayang, seribu sayang, umpan-umpan gelandang Cagliari itu gagal diselesaikan striker-striker Jakarta All-Star.
Guna mempertajam lini serang, pelatih Jakarta All-Star, Danurwindo, coba memasukan duet Rochy Putiray dan Kurniawan Dwi Cahyo. Pemain muda Kim Kurniawan juga dimasukan guna menopang para seniornya.
Pergantian itu terbukti cukup ampuh. Rochy yang kini berusia 42 tahun beberapa kali membuat lini belakang Garuda Muda keteteran. Meski kecepatan Rochy sudah berkurang drastis, namun penyerang kelahiran Ambon itu masih memiliki taji. Sayangnya, beberapa peluang yang dimiliki penyerang yang pernah merumput di Hongkong itu belum berbuah gol.
Di akhir babak kedua, para pemain Timnas U-23 terlecut untuk menyamakan kedudukan. Tekanan terus diberikan ke gawang Jakarta All-Star yang sejak menit ke-70 dikawal kiper legendaris, Hendro Kartiko. Namun, hingga peluit panjang berbunyi, kedudukan tak berubah 1-0 untuk kemenangan Jakarta All-Star