REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Sampang, Madura, memperkirakan, program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai salah satu program pengalihan kompensasi subsidi BBM, akan efektif selama tiga bulan saja.
Menurut Kasi Statistik Sosial BPS Sampang Nur Amin Setiawan, hal itu karena kenaikan BBM nantinya akan memili dampak sosial dan ekonomi yang signifikan, akibat biaya hidup masyarakat akan meningkat. Namun, di satu sisi tidak diimbangi dengan penghasilan yang memadai atau penghasilan mereka tidak mengalami penyesuaian.
"Makanya perkiraan kami biaya kompensasi atas penaikan harga BBM bersubsidi yang dikenal dengan BLSM hanya mencegah kemiskinan untuk beberapa bulan saja, sekitar tiga bulan," kata Nur Amin.
Disamping itu dengan kenaikan BBM nanti, angka kemiskinan di Kabupaten Sampang jelas akan bertambah, seiring dengan meningkatnya berbagai kebutuhan bahan pokok sebagai dampak dari kenaikan BBM itu.
Ia menjelaskan, jumlah angka kemiskinan di Kabupaten Sampang saat ini terdata sebanyak 108.647 rumah tangga. Jumlah ini sudah menurun dibanding angka kemiskinan pada tahun 2012 yang saat itu masih mencapai 127.848 rumah tangga. "Jadi sebenarnya sudah ada penurunan sekitar 15 persen dibanding tahun lalu," katanya menjelaskan.
Nur Amin Setiawan memperkirakan, jika kebijakan pengurangan subsidi BBM nanti diberlakukan, ia memperkirakan, angka itu bisa berubah. Hal itu terjadi, karena BBM selama ini menjadi barometer dari berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Jika harga BBM naik, maka secara otomatis semua kebutuhan masyarakat juga dipastikan akan naik.
"Namun, kebijakan pemerintah untuk mengarahkan subsidi lebih tepat sasaran memang sudah tepat, mengingat, berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan, memang hampir sebagian besar yang menikmati subsidi BBM itu orang yang mampu," katanya menjelaskan.