REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Kebakaran lahan di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau memakan korban jiwa seorang ibu bernama Laniem (45), sedangkan suami korban bernama Dulsani Purba (50) kini dalam kondisi kritis akibat luka bakar dan terlalu banyak menghirup asap.
Keduanya merupakan suami-istri yang bekerja sebagai petani kelapa sawit. Laniem merupakan ibu dari empat anak, yang tinggal di Jalan Sakobatik kilometer 16 Jalan Duri-Dumai, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.
Menurut keterangan dari anak korban, Johan Purba (19), orang tuanya terjebak kebakaran lahan gambut di kebun sawit mereka di daerah Simpang Pemburu, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir pada Selasa lalu (18/6).
"Ayah dan Ibu saya ditemukan berada dalam sebuah parit yang sudah mengering dan penuh lumpur. Ibu saya sudah tak bisa diselamatkan lagi, tapi ayah ternyata masih hidup," kata Johan.
Ia mengisahkan, pada hari nahas itu orangtuanya berniat melihat kebun sawit keluar seluas dua hektare karena kebakaran besar sudah melanda daerah lahan gambut itu.
Mereka berniat menyelamatkan buah sawit yang sebelumnya sempat dipanen dan diletakkan di pondok peristirahatan di kebun itu.
"Saya khawatir mereka sudah malam tapi tidak pulang juga, maka menyusul ke kebun dan menemukan daerah itu sudah penuh asap dan terbakar," katanya.
Ia mengatakan, seorang tokoh masyarakat Tanah Putih membantunya mencari kedalam lokasi dan ditengah jalan bertemu regu pemadam kebakaran yang hanya bisa menemukan sepeda motor korban di tepi jalan.
"Regu pemadam kebakaran mengatakan sempat mendengar ada orang yang meminta tolong, tapi karena kondisi asap sangat pekat, mereka tidak bisa memastikan dari mana suara itu berasal," kata Johan.
Johan mengatakan, dirinya bersama seorang tetangga dan keponakannya nekat melewati lahan gambut yang sudah terbakar dan menemukan kedua orangtuanya berada di dalam parit yang berjarak 200 meter dari jalan setapak.
"Saya mengetahui ayah saya masih hidup karena beliau sempat mengucap kalimat Istighfar sekali, Astaghfirullah halazim," kata Johan menirukan ucapan ayahnya.