REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berita meninggalnya Ketua Badan Pembina Yayasan Pesantren Islam Al Azhar AM Luthfi membuat banyak pihak merasa kehilangan.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Tjatur Sapto Edi menganggap sosok Luthfi seperti ayah. Tjatur mengenang ia berinteraksi pertama kali saat masih menjadi aktivis mahasiswa di Intitut Teknologi Bandung (ITB).
"Dulu saya ketua Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais) ITB, beliau pembinanya sampai sekarang," kata Tjatur kepada Republika di Jakarta, Kamis (20/6).
Ketua Fraksi PAN ini mengutarakan sosok politikus senior PAN itu terkenal sangat murah hati. Ia dan kawan-kawan aktivis ITB jika ke Jakarta selalu dengan panduan Luthfi. "Jarang kami pulang ke Bandung dengan tangan hampa," ungkapnya.
Mantan ketua fraksi Reformasi MPR itu dalam kacamata Tjatur adalah sosok yang sangat mencintai umat. Lutfhi adalah tokoh yang sangat peduli akan pendidikan umat dan aktivis Islam dengan cara profesional. "Mencintai umat secara profesional ya sosok Pak Luthfi itu," ujarnya.
Satu warisan besar AM Luthfi sampai kini adalah jembatan Semanggi. Sebagai alumnus Teknik Sipil ITB, kemampuan Luthfi tak dipungkiri lagi. Jembatan yang juga menjadi saksi reformasi itu akan terus menjadi warisan yang tak ternilai.
"Selama dilewati orang, pahalanya mengalir ke beliau Insya Allah," kata Tjatur.
AM Luthfi wafat pada hari Rabu (19/6) pukul 03.00 WIB dalam usia 78 tahun. Almarhum meninggal di Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta.