REPUBLIKA.CO.ID, LILONGWE -- Bertahun-tahun diabaikan, pendidikan anak-anak perempuan Muslim Malawi mulai mendapatkan perhatian. Ini terlihat dari banyaknya beasiswa pendidikan yang diberikan.
Kordinator Nasional Biro Informasi Islam (IIB), Dinala Chabulika menilai, tidak ada ajaran Islam yang melarang pendidikan untuk anak-anak perempuan. Namun, ketidakpercayaan keluarga dan masyarakat soal pentingnya pendidikan ini jadi penghambat.
“Ada keyakinan memberikan pendidikan yang layak kepada anak perempuan hanya menghabiskan waktu dan sumber daya,” katanya seperti dikutip onislam.net, Kamis (20/6).
Tanpa menyebut data, Dinala mengungkap jumlah perempuan Muslim yang mengakses pendidikan lanjutan terus meningkat selama bertahun-tahun. Efek ini merupakan dampak dari kemajuan kampanye umat Islam dalam upaya meningkatkan kualitas sumber dayanya.
“Pada kampanye yang kami lakukan, orang tua memainkan peranan penting. Ini diberengi, peranan tokoh masyarakat Muslim,” tuturnya.
Kampanye yang berlangsung bertahun-tahun itu nyatanya telah berhasil mengubah pola pikir masyarakat. Norma budaya yang kaku mulai diluruskan. Anak-anak perempuan yang dahulu dilarang sekolah mulai tak lagi ada. “Tanpa upaya ini, situasi macam ini sangat merugikan Muslim,” imbuhnya.
Danila mengatakan, perkembangan yang terjadi sangat menjanjikan. Banyak perempuan Muslim yang kini memegang posisi berpengaruh.