Kamis 20 Jun 2013 18:06 WIB

Cina: Kritik AS Soal Perdagangan Manusia Sewenang-wenang

Perdagangan manusia/ilustrasi
Foto: flarenetwork.org
Perdagangan manusia/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING, CINA -- Cina pada Kamis (20/6) menolak laporan pemerintah Amerika Serikat yang mengkritisi Beijing karena telah gagal dalam memberantas kejahatan perdagangan manusia. Menurut Cina laporan tersebut sewenang-wenang.

"Kami meyakini bahwa Amerika Serikat harus mengambil pandangan objektif dan seimbang mengenai langkah Cina (dalam melawan perdagangan manusia) dan berhenti membuat tuduhan sepihak atau 'sewenang-wenang' tentang Cina," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying pada pertemuan rutin.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri AS pada Rabu menurunkan Cina, Rusia dan Uzbekistan ke dalam peringkat bawah tabel laporan kejahatan perdagangan manusia.

Tiga negara itu selama bertahun-tahun terus diawasi oleh AS, dimana telah diberikan keringanan setelah adanya janji untuk menyelesaikan masalah perdagangan manusia dengan lebih baik.

Laporan mengemukakan bahwa perdagangan manusia ditemukan di internal populasi migran Cina dan kerja paksa masih menjadi masalah, termasuk di industri tambang dan pabrik batu bara.

Anggota Kongres Chris Smith, yang telah menyusun undang-undang pokok tentang perdagangan, mengatakan Cina telah menjadi "pusat perdagangan seks dan buruh dunia".

"Wanita dan gadis muda telah -- dan kini menjadi -- komoditi dan dipaksa masuk ke prostitusi," kata dia dalam sebuah pernyataan.

Presiden AS Barack Obama akan menentukan apakah akan memberlakukan sanksi atau tidak terhadap tiga negara tersebut pada September mendatang.

AS memperkirakan sebanyak 27 juta orang masih diperbudak di seluruh dunia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement